Harita Nikel, Perusahaan pertambangan nikel yang beroperasi di Pulau Obi, siap untuk tetap menjaga ekosistem laut pulau obi secara konsisten dalam melaksanakan operasinya.
Hal itu diungkapkan oleh Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan (PTL) Halmahera Persada Lygend (HPL) Rico W. Albert, saat menerima kunjungan kerja Gubernur Malut KH Abdul Gani Kasuba (AGK), Kamis (4/3/2022) lalu.
Menurutnya, keseluruhan operasional sesuai dan taat terhadap seluruh perizinan yang berlaku. Upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan, telah dan terus dilakukan dengan berbagai program.
Baca Juga: Apresiasi Gubernur Malut Atas Pengelolaan Lingkungan Pulau Obi Oleh PT Harita
Komitmen tersebut juga ditunjukkan dengan operasional yang baik, seperti tidak adanya fatality atau kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian.
“Semua capaian ini tak lepas dari dukungan pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi, yang terus mengawasi dan membimbing perusahaan. Koordinasi yang baik ini akan terus ditingkatkan. Kami berterimakasih akan hal itu,” katanya di Provinsi Malut, Jumat (4/3/2022).
Dia menuturkan, Harita Nickel selama ini telah menanam lebih dari 10 ribu mangrove di daerah pesisir Desa Soligi, melalui kerja sama dengan Universitas Khairun. Serta melibatkan pemuda dan remaja desa setempat, dalam pelaksanaan dan perawatannya.
Secara bertahap, lanjut Rico, HARITA menempatkan terumbu buatan di perairan dekat wilayah operasional, dengan menggunakan Kubus Berongga sebanyak 1.000 buah. Reklamasi dan penghijauan pun dilakukan tanpa menunggu operasional berakhir.
Gubernur Malut mengungkapkan, tujuan kunjungan tersebut untuk memastikan pengelolaan lingkungan, yang dilakukan Harita Nickel sesuai dengan perizinayang berlaku. Saat memasuki area operasional, dirinya melihat langsung kondisi laut Kawasi yang biru dan indah.
“Saya bangga terhadap Harita Nickel yang telah berinvestasi besar di tanah kelahiran saya, Malut. Namun sebagai putera daerah, saya meminta agar lingkungan tetap diperhatikan dengan mengikuti aturan yang ada. Operasional HARITA harus dapat memberi manfaat kepada daerah dan masyarakat,” katanya.
Gubernur Malut beserta rombongan berkeliling wilayah operasional, didampingi langsung oleh Komisaris Utama HPL Stevi Thomas.
“Kita memastikan bahwa isu pencemaran lingkungan oleh HARITA tidak benar, seperti yang disaksikan oleh Gubernur Malut secara langsung,” ujar Stevi.
Yusra Hi Noho yang juga Kabid Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Malut mengungkapkan, dari 109 izin usaha pertambangan di Malut, Harita Nickel merupakan perusahaan yang paling baik dalam pengelolaan lingkungan.
“Segala rekomendasi yang bersifat memperbaiki, selalu ditanggapi secara positif. Semoga hal ini terus ditingkatkan,” ujarnya.
Source: Liputan 6