Aktivitas penanaman bibit mangrove ini merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun (Unkhair) bersama dengan Harita Nickel, salah satu perusahaan tambang Indonesia dan hasilnya, sebanyak 3000 bibit mangrove berhasil ditanam di Desa Soligi, Kecamatan Obi Selatan.
Rektor Unkhair Prof Dr Husen Alting dihubungi, Kamis, mengatakan bahwa program ini merupakan salah satu bentuk pengabdian perguruan tinggi terhadap masyarakat. Ia pun berharap semua pihak dapat turut serta menjaga program rehabilitasi mangrove.
“Tidak ada manfaatnya kita menanam, jika kita tidak mau menjaganya. Kita harus bersama-sama mewujudkan lingkungan yang lebih baik,” ungkap Husen. Dalam waktu dekat, ia juga berencana mengirimkan mahasiswa untuk melakukan KKN tematik di Desa Soligi, khusus untuk membina program kelautan dan perikanan.
Kegiatan ini digelar dalam rangka Hari Nelayan Nasional yang diperingati setiap 6 April. Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Selatan beserta sekitar seratus warga Desa Soligi turut serta dalam menyukseskan acara ini.
Penanaman bibit mangrove dilakukan di beberapa wilayah pesisir Desa Soligi yang dianggap rentan terjadi pengikisan tanah. Bibit mangrove yang digunakan adalah endemik Maluku Utara, yang didatangkan langsung dari Sofifi, Kota Tidore Kepulauan. Para mahasiwa Unkhair membawanya ke Desa Soligi secara berkala dengan tetap menjaga kualitas bibit. Pemilihan bibit ini diharapkan dapat membuat pertumbuhan mangrove menjadi optimal karena kondisi alam yang tak jauh berbeda dengan daerah asalnya.
Wakil Bupati Halmahera Selatan, Iswan Hasjim, mengapresiasi program rehabilitasi mangrove ini. Menurutnya mangrove begitu penting untuk diperhatikan dan dipertahankan keberadaannya. “Mangrove adalah hutan pertahanan bagi kelestarian lingkungan,” tegasnya.
Ia pun berterima kasih kepada Unkhair dan Harita Nickel yang telah bersinergi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera selatan untuk bersama-sama mewujudkan program strategis ini.
Kegiatan peduli lingkungan ini tidak berakhir sampai di penanaman. Setelah seluruh bibit mangrove tertancap, tujuh kelompok konservasi akan terus melakukan pemantauan. Kelompok yang beranggotakan remaja Desa Soligi ini dibina oleh Pemerintah Desa dan mahasiswa Unkhair.
Para remaja sengaja dirangkul agar memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan sejak dini. Mereka bertugas untuk memastikan bahwa seluruh mangrove yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan bermanfaat bagi Desa Soligi di masa yang akan datang.
Harita Nickel melalui Megah Surya Pertiwi, Halmahera Persada Lygend, Harita Jaya Feronikel, serta Trimegah Bangun Persada selalu berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Selain penanaman 3.800 bibit mangrove di Hari Nelayan Nasional ini, Harita Nickel juga akan mendukung penanaman 6.000 bibit mangrove yang akan diselenggarakan pada 26 Juli mendatang, tepatnya pada Hari Internasional untuk Konservasi Ekosistem Mangrove.
Head of External Relations Harita Nickel, Stevi Thomas, mengatakan bahwa rehabilitasi mangrove bukan hanya menjadi isu nasional, tetapi juga isu internasional. Ia pun bersyukur dapat turut serta dalam mewujudkan langkah konservasi ini.
Lebih lanjut Stevi menekankan bahwa konservasi flora dan fauna selalu menjadi prioritas utama Harita Nickel.
“Kami apresiasi upaya Universitas Khairun Ternate yang telah melakukan kegiatan ini dengan melibatkan banyak pihak dari Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Selatan dan perusahaan, terlebih lagi masyarakat Soligi. Kegiatan seperti ini sesuai dengan komitmen kami dalam pemeliharaan lingkungan,” pungkas Stevi.
Rehabilitasi mangrove sangat penting bagi kelestarian alam yang berkelanjutan, sebagaimana diketahui, mangrove dapat mencegah pengikisan permukaan tanah oleh aliran air (erosi) dan pengikisan permukaan tanah akibat hempasan ombak laut (abrasi).
Mangrove juga berfungsi sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi berbagai jenis hewan. Sinergi yang baik antara perusahaan, pemerintah daerah, beserta masyarakat membuat proses rehabilitasi mangrove menjadi optimal.
Sumber: ANTARA